
Mengapa Jepang Memiliki 3 Sistem Penulisan
Jika kamu sedang belajar Bahasa Jepang, kamu mungkin pernah frustasi saat mengetahui bahwa bahasa ini memiliki 3 sistem penulisan. Namun, tahukah kamu bahwa ketiga sistem tersebut berkembang dari kebutuhan sejarah, dan kini berfungsi secara berdampingan dalam komunikasi tertulis? Jika ingin tahu lebih, mari kita telusuri sejarah singkat tentang tiga sistem penulisan Jepang: kanji, Hiragana, dan Katakana. Kita juga akan membahas satu sistem penulisan Jepang yang jarang diketahui banyak orang.
1. Asal-usul Kanji, Karakter Tertua
Tulisan Jepang pertama kali muncul sekitar abad ke-5 ketika karakter Tionghoa (hanzi) diperkenalkan ke Jepang melalui hubungan dengan Korea dan Tiongkok. Awalnya, Jepang menggunakan bahasa Tionghoa klasik tanpa sistem penulisan asli, menulis dokumen resmi dan teks kuno dalam bahasa ini.
2. Man’yōgana, Jembatan antara Bunyi dan Arti
Karena tata bahasa Jepang sangat berbeda dari Tionghoa, Jepang mengadaptasi kanji untuk mewakili bunyi bahasa Jepang (fonetik) dalam sistem yang dikenal sebagai Man’yōgana. Sistem ini digunakan untuk menyusun puisi dan teks sastra awal seperti Man’yōshū, dan merupakan cikal bakal dari sistem kana modern. Man’yōgana mungkin jarang dikenali oleh orang asing, namun sistem penulisan ini merupakan bagian penting dari sejarah Jepang dan bahasa Jepang.
3.Hiragana, Tulisannya Wanita
Pada abad ke-9, bentuk Man’yōgana yang ditulis dengan gaya tulisan kursif berkembang menjadi Hiragana, yang dikenal juga sebagai onnade atau tulisan wanita, karena digunakan luas oleh kaum bangsawan wanita saat itu dalam karya sastra Jepang
4. Katakana, Sistem Pendek dan Tegas
Pada waktu yang hampir bersamaan, para biksu Buddha menciptakan Katakana dengan mengubah sebagian karakter kanji menjadi lambang-lambang fonetik sederhana. Katakana awalnya dipakai untuk anotasi teks-teks Tionghoa sebagai cara membaca atau membantu transliterasi, yang lalu berkembang menjadi sistem tersendiri.
5. Mengapa Ketiganya Bertahan?
Kanji menyampaikan arti secara tepat dan menjadikan tulisan lebih ringkas.
Hiragana menyusun struktur kalimat seperti partikel, akhiran kata kerja, atau kata asli Jepang.
Katakana menuliskan kata asing, onomatope, istilah ilmiah, dan penekanan gaya seperti kata miring dalam bahasa Inggris
Seiring waktu, ketiga sistem ini dipakai secara bersamaan: kanji untuk kata bermakna, hiragana untuk kejelasan gramatikal, dan katakana untuk penambahan nuansa atau kata asing. Sistem penulisan Jepang tidak sekadar tumpukan huruf, melainkan refleksi dari sejarah, adaptasi budaya, dan keindahan estetisnya. Ketiganya, meski berbeda asal dan fungsi, kini bekerja dalam harmoni untuk menciptakan bahasa tulis yang kaya dan ekspresif.
Leave a Reply