
Mengapa Angka 4 Dihindari di Jepang
Kamu masuk ke kamar hotel di Jepang. Lampu redup, suasana tenang… sampai matamu tertuju pada angka di pintu: 404. Ada yang terasa aneh, tapi kamu nggak tahu apa. Baru ketika temanmu berbisik, “Angka empat di Jepang itu artinya kematian” hawa kamar pun terasa menjadi lebih dingin.
Angka 4 dan Takhayul yang Menyertainya
Meskipun lantai 4 biasanya tetap ada di banyak gedung di Jepang, banyak orang memilih untuk menghindarinya dan ada seberapa gedung yang memang tidak memilikinya. Bahkan, apartemen dengan nomor 4 cenderung disewakan lebih murah karena sedikit yang mau tinggal di sana. Kamu pasti bingung mendengar hal ini, memang apa yang salah dengan angka empat? Ternyata, di Jepang, angka 4 (shi 四) terdengar sama seperti kata “kematian” (shi 死). Itulah kenapa banyak orang di sana lebih memilih menghindari angka ini. Dari kamar hotel, lantai apartemen, sampai jumlah hadiah, angka empat jadi sesuatu yang sebaiknya tidak disentuh.
Beberapa contoh nyata:
- Rumah sakit sering melewatkan kamar nomor 4 atau 42.
- Hadiah dalam jumlah empat dianggap sebagai pantangan, karena seperti mendoakan orang cepat meninggal.
- Bahkan kombinasi angka 49 (shi-ku) terdengar seperti “menderita sampai mati"
Kenapa Bisa Ada Takhayul Ini?
Kepercayaan bahwa angka 4 itu adalah angka sial banyak dipercayai berasal dari Tiongkok. Oleh karena itu, negara-negara Asia Timur yang mengadopsi kanji atau membentuk bahasa mereka dengan dasar dari bahasa Tionghoa, ikut mempercayai takhayul ini.
Dari dulu, Tiongkok memang dikenal sebagai salah satu negara paling berpengaruh di Asia. Pengaruh mereka tidak hanya terlihat dari segi ekonomi atau politik, tetapi juga dalam hal budaya dan cara hidup masyarakat di negara-negara sekitarnya.
Mereka telah menyebarkan banyak hal ke berbagai penjuru Asia, mulai dari produk-produk dagangan, ide-ide besar, ajaran agama, hingga tradisi dan budaya yang masih bertahan sampai sekarang. Dengan pengaruh sebesar itu, tidak heran jika teori ini menjadi yang paling populer dan diterima oleh banyak orang sebagai penjelasan utama.
Disebut Dengan Tetraphobia
Kata Tetraphobia sendiri berasal dari bahasa Yunani. Tetra (dari kata Tettares) yang berarti angka empat dan Phobia (dari kata Phobos) yang berarti takut. Bagi sebagian orang, angka 4 bisa memicu kecemasan, bahkan membuat mereka menolak masuk ke kamar bernomor empat dan menolak membeli sesuatu yang berjumlah empat.
Sebuah studi di British Medical Journal (2001) menunjukkan orang Asia, dibanding non-Asia, lebih rentan mengalami serangan jantung pada tanggal ke-4 setiap bulan (naik 13%). Bahkan, Di California, Orang asia 27% lebih rentan mengalami serangan jantung pada tanggal empat.
Namun, salah satu upaya serupa dilakukan oleh para peneliti yang mencoba mereplikasi metode studi tahun 2001 pada populasi Tionghoa di Hong Kong, dan hasilnya? Mereka tidak menemukan bukti yang konsisten dengan peningkatan kematian akibat penyakit jantung pada tanggal 4, 14, atau 24 setiap bulannya. Penelitian lain datang dari Gary Smith, seorang ekonom yang dikenal ahli dalam membongkar penyalahgunaan data dalam analisis statistik.
Apakah ini efek sugesti atau kebetulan statistik? Penelitian masih buntu, sehingga kesimpulan pun masih menjadi perdebatan
Jadi… ada yang sekarang tiba-tiba ngecek kalender buat pastiin hari ini tanggal berapa? Tenang aja, angka 4 nggak bakal tiba-tiba bikin genteng rumah jatuh atau listrik mati kok. Kalau di Indonesia, angka sial kita mah saldo yang tiba-tiba tinggal 4 ribu saat mau checkout.
Tapi tetep aja… kalo kamu nanti di Jepang, dan tiba-tiba ada chat dari nomor 090-4444-4444 mending kamu langsung blokir. Siapa tahu yang nge-chat ternyata Sadako 👻
Leave a Reply